Pengajian Akbar SMAHA bersama Ustadz Wijayanto, “Ada Hikmah di Setiap Musibah”

Ramya Aurora dan Naufal Faliha membacakan susunan acara pengajian akbar.

Pengajian akbar merupakan kegiatan rutin tahunan yang dilakukan oleh SMA Islam Hidayatullah (SMAHA). Kegiatan ini  digawangi oleh ROHIS SMAHA. Dikarenakan masih dalam kondisi pandemi Covid-19, kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu, 20 Febuari 2021 ini dilakukan secara virtual melalui zoom meeting dan disiarkan langusung melalui kanal youtube SMAHA. Kegiatan ini terbuka untuk umum dan diikuti oleh seluruh warga SMA Islam Hidayatullah. 

Ketua Rohis SMAHA periode 2020/2021, yaitu Allen Haqi Muhammad (XI MIPA 1) meyampaikan terima kasih kepada para jamaah yang sudah meluangkan waktunya untuk mengikuti kegiatan pengajian akbar ini. Allen juga berharap agar acara ini berjalan dengan lancar dan nantinya ROHIS SMAHA dapat mengadakan pengajian akbar seperti ini lagi.

Sambutan oleh ketua yayasan Abul Yatama, Bapak Umar Toha, M.BA.

Ketua yayasan Abul Yatama yaitu Bapak Umar Toha, M.BA., juga turut menghadiri kegiatan ini. “Saya mengapresiasi ROHIS SMAHA dapat mengadakan kegiatan rutin setiap tahun ini. Kondisi saat ini memanglah berat untuk semua, termasuk guru, murid, dan orang tua. Sesuai dengan tema pengajian pada hari ini yaitu Ada Hikmah di Setiap Musibah, saya melihat hikmah dibalik pandemi covid-19 ini salah satunya yaitu kedekatan antara orang tua dan anak yang bertambah. Melalui kesempatan itu, saya sebagai pengurus yayasa Abul Yatama berharap agar para guru SMAHA untuk bisa meningkatkan komunikasi dengan orang tua”, tutur Bapak Umar Toha saat menyampaikan sambutannya.

Pembicara dalam kegiatan ini adalah seorang Ustadz yang membawakan setiap ceramahnya dengan santai namun bisa memberikan kesan yang mendalam bagi jama’ahnya, beliau adalah Ustadz Dr. H. Ahmad Wijayanto, M.A. Sesuai dengan kondisi yang sedang terjadi pada saat ini, beliau menyampaikan ceramah dengan tema “Ada Hikmah di Setiap Musibah”.

Penyampaian materi pengajian akbar oleh Ustadz Wijayanto.

“Surga dikaitkan dengan silaturahmi. Melalui acara seperti ini, secara tidak langsung kita juga sedang melakukan silaturahmi, walaupum secara virtual. Surga dikaitkan dengan ilmu. Orang yang mencari ilmu maka akan mendapatkan ridho dari Allah, satu jam menuntut ilmu pahalanya sama seperti orang yang shalat tahajud. Seseorang tidak boleh meninggalkan mencari ilmu walaupun dalam keadaan sedang perang. Maka, walaupun belajar dalam bentuk online/offline kita semua tidak boleh berhenti mencari ilmu. Maka, para orang tua sekalian sudah tepat menyekolahkan anaknya di SMA Islam Hidayatullah Semarang. Karena walau keadaan seperti ini, proses belajar mengajar tetap dilaksanakan dengan baik.”, tutur Ustad Wijayanto saat membuka pengajian. 

Beliau juga menyampaikan tugas orang tua yang sesuai dengan QS Annisa ayat 9, yaitu tidak boleh meninggalkan anak yang lemah, baik dari segi iman, aqidah, maupun agama,  tidak boleh menelantarkan anak, memerhatikan ketaqwaan, serta memerhatikan Akhlakul Karimah anak.

Dengan adanya musibah ini semua orang mengalami krisis ketidaksiapan, karena datangnya secara mendadak. Semua orang merasa khawatir kapan berakhirnya Covid-19 karena menyebabkan dampak negatif dari banyak segi. Dari segi keamanan, tanaman saja dicuri orang. Dari segi budaya, dahulu bersalaman merupakan kebiasaan apabila bertemu dengan orang lain, namun sekarang bersalaman saja tidak boleh. Dulu senyum itu ibadah, namun sekarang jika orang terrlihat tersenyum karena tidak menggunakan masker, maka akan menjadi masalah. Dulu bertamu itu berkah, sekarang dianggap musibah,” tutur Ustad Wijayanto.

Beliau menyampaikan kita tidak boleh  distress dengan adanya pandemi Covid-19 ini. Karena apabila seseorang distress maka akan mudah marah yang menyebabkan seseorang mudah marah, lalu menjadi stress, dan akhirnya menyebabkan stroke. Kita harus menyikapi apapun yang terjadi dengan baik. Bisa jadi apa yang kita sukai itu tidak baik untuk kita, begitupula sebaliknya.  Maka dari itu solusi terbaik menurut ustadz Wijayanto ialah dengan silaturahmi.

Fungsi rumah menurut ustad Wijayanto yang pertama adalah sebagai tempat yang maskanah, artinya memberi rasa nyama dan tentram bagi keluarga. Fungsi kedua yaitu sebagai mushola, artinya di rumah harus ada tempat yang digunakan untuk ibadah, agar anggota keluarga senantiasa rakin beribadah. Fungsi yang ketiga yaitu sebagai madrasah, artinya rumah merupakan tempat tumbuh kembangnya pikiran dan ilmu.

Ustad Wijayanto menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 ini sebagai tanda cinta kepada Allah, karena dengan adanya Covid-19 menguatkan ketahanan rumah tangga; menjadikan kita lebih peduli terhadap diri sendiri, terhadap kesehatan, dan kepada orang lain; mengurangi polusi udara; memperbaiki sarana kesehatan, meningkatkan solidaritas, serta membawa keluarga kembali kepada rumah. Cobaan ini sebagai penguji iman kita, sehebat apapun seseorang pasti akan takut kepada corona.

Kunci keberhasilan siswa yaitu dengan menulis apa saja yang akan dikerjakan dan mengerjakan apa yang sudah ditulis. Menurut Ustadz Wijayanto para guru mendidik akhlak kepada anak didik yaitu dilakukan dalam suasana agama dimanapun, diperlukan kontrol s diberi ilmu, senantiasa didoakan yang baik, serta anak-anak diminta juga terus berdoa. Selain itu, pola pendidikan karakter untuk anak adalah mengjajak anak melakukan suatu kegiatan (bukan meminta/menyuruh) dan buatkan jadwal kegiatan keluarga.

“Semoga dengan adanya musibah ini akan menjadikan kita semua, khususnya warga SMA Islam Hidayatullah Semarang dapat menjadi lebih baik”, tutur ustad Wijayanto saat menutup ceramahnya.

Sesi tanya jawab

Kegiatan ini ditutup dengan tanya jawab. Pada kesempatan ini, Azell (siswa kelas X Ips 1), Bapak Umar Toha, serta beberapa jamaah pengajian akbar ini menyampaikan pertanyaan kepada Ustad Wijayanto.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *