Dalam dunia serba digital, generasi Z (Gen Z) kerap diidentikkan dengan media sosial, konten video pendek, dan tren instan. Namun, sebuah acara bedah buku yang digelar SMAHA pada Selasa, 7 Januari 2025 dan diikuti oleh siswa kelas X dan XI membuktikan bahwa literasi masih relevan dan mampu menarik perhatian mereka. Acara ini menjadi ruang bagi Gen Z untuk menggali inspirasi, berdiskusi, dan merayakan kecintaan mereka pada dunia literasi.
Buku yang dibahas dalam acara ini adalah Berdamai dengan Overthining, karya Kak Rahma Kusharjanti, S.Psi., M.M., seorang penulis yang senang membahas masalah psikologi khususnya yang dialami remaja.
“Buku ini tidak hanya bicara soal masalah overthinking yang sering dialami manusia, terutama generasi muda, tetapi juga menawarkan cara pandang yang positif dalam menghadapi tantangan tersebut,” ujar Kak Rahma saat memaparkan latar belakang penulisan bukunya.
Sesi diskusi dipandu oleh Azkiya (XI-4). Kak Rahma mengajak peserta bedah buku untuk menuliskan hal-hal yang sering mereka pikirkan. Beliau juga mengajak peserta untuk membedakan antara ruminasi dan khawatir. Sesuai dengan apa yang beliau tulis dalam bukunya, Kak Rahma menyampaikan tips yang harus kita lakukan apabila kita overthingking yaitu dengan cara 1) kenali, sadari, terima, dan rangkul diri; 2) rileks; 3) tuliskan apa yang menjadi bahan overthinking; 4) memperluas sudut pandang; 5) mencari distraksi; 6) lepaskan trigger thought; 7) mencari bantuan.
“Acara bedah buku ini sangatlah keren dan seru. Buku Berdamai dengan Overthinking membuka mata saya bahwa tidak apa-apa sesekali kita overthinking, itu wajar, yang terpenting kita mampu mengendalikan dan menghentikan pemikiran berlebihan itu”, ujar Hanif siswa kelas XI-1.
Melalui kegiatan seperti ini, Gen Z tidak hanya memperkuat minat terhadap literasi, tetapi juga menambah wawasan mereka. Sholahuddin Al Ayubi (XI-1) berhasil mendapatkan sebuah buku Berdamai dengan Overthinking karena aktif bertanya dalam kegiatan tersebut.
