Tingkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap bencana alam khususnya gempa megathrust, SMA Islam Hidayatullah Semarang (SMAHA) mengadakan edukasi mitigasi bencana gempa megathrust pada hari Kamis (5/9/2024). Acara ini dihadiri oleh seluruh siswa kelas XII dengan narasumber Ibu Siti Aida Maghfiroh, S.Pd., guru mapel Geografi SMAHA.
Gempa bumi adalah salah satu tanda kekuasaan Allah yang dapat menjadi ujian atau peringatan bagi manusia untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Oleh karena itu, kegiatan ini bertujuan untuk mengajak siswa agar meningkatkan keimanan kepada Allah sekaligus memberikan edukasi kepada siswa tentang gempa. Diawali dengan penjelasan perspektif Islam terhadap bencana alam, kemudian kajian ilmiah tentang apa itu gempa hingga langkah-langkah yang perlu diambil saat terjadi gempa bumi baik di sekolah maupun di rumah. Materi yang disampaikan dengan sangat menarik ini juga mencakup pengenalan terhadap potensi gempa di Indonesia, cara evakuasi yang benar, serta perlengkapan darurat yang harus dipersiapkan.
“Gempa megathrust adalah gempa bumi yang sangat besar yang terjadi di zona subduksi, wilayah tempat salah satu lempeng tektonik bumi terdorong di bawah lempeng lainnya. Dengan potensinya yang cukup besar, maka masyarakat yang berada di wilayah sekitar zona megathrust tersebut perlu berhati-hati, tetapi jangan terlalu panik. Untuk itulah perlu kita ketahui bersama bagaimana mitigasi bencana gempa megathrust ini,” Ibu Aida memaparkan. “Musibah gempa adalah salah satu peringatan Allah Subhanahu Wata’ala kepada manusia untuk itu kita harus selalu merendahkan diri dan selalu berdzikir kepada-Nya,” tambahnya.
Kepala SMAHA mengapresiasi antusiasme para siswa dalam mengikuti kegiatan tersebut. “Edukasi seperti ini sangat penting karena dapat menyelamatkan banyak nyawa. Kami berharap para siswa tidak hanya paham teori, tetapi juga siap secara mental dan fisik dalam menghadapi bencana,” ungkapnya. “Menurut saya, sosialisasi ini sangat bermanfaat, karena kami dapat lebih siap dan sigap menghadapi ancaman bencana gempa bumi, sehingga dapat meminimalisir dampak buruk yang mungkin terjadi,” tutur Azkafarrel, siswa kelas XII-2 mengungkapkan usai acara.