“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan: Kami telah beriman, sedangkan mereka tidak diuji lagi.” (QS. Al-Ankabut: 2).
Sebentar lagi para siswa SMA Islam Hidayatullah menghadapi ujian yaitu Penilaian Akhir Sekolah (PAS). Sebenarnya bagaimana memaknai ujian itu?
Ujian merupakan salah satu tangga mencapai derajat kelas yang lebih tinggi. Seperti halnya para siswa bisa naik ke jenjang berikutnya dengan syarat lulus ujian terlebih dahulu. Namun, terkadang tidak sedikit para siswa miskonsepsi terhadap makna ujian. Ujian sering dimaknai sebagai ajang untuk mencetak nilai saja. Banyak cara mereka lakukan untuk menghasilkan nilai yang bagus baik dengan cara halal maupun tidak.
Mari kita renungkan sebenarnya apa hakikat ujian itu. Seperti firman Allah di atas, Allah SWT akan memberikan ujian bagi kita. Lewat ujian tersebut bisa diketahui apakah kita termasuk golongan umat manusia yang benar-benar layak naik kelas, atau sebaliknya menjadi turun derajat atau bahkan hina. Oleh karena itu, ujian merupakan suatu keniscayaan yang harus semua orang hadapi. Ujian sebenarnya menjadi media bagi kita sebagai sarana memperbaiki diri, belajar, memahami ilmu, dan akhirnya menguasai kompetensi tertentu. Bukan hanya sekedar nilai. Nilai adalah bonus. Seperti pahala adalah bonus dari Allah SWT atas usaha yang kita lakukan. Jika Allah ridho, kita akan lulus ujian, derajat kita naik, otomatis pahala kita dapatkan.
Jadi, ujian itu untuk belajar. Bukan sebaliknya, belajar untuk ujian. Jika demikian, berarti ada ujian atau tidak, belajar menjadi suatu kebutuhan. Mengapa butuh? Karena kita ingin menjadi lebih baik dan menguasai kompetensi. Ujian sebagai tahap akhir proses pembelajaran harus disikapi dengan positif, penuh keikhlasan dan syukur serta kesediaan untuk belajar.
Bagi para siswa SMA Islam Hidayatullah, kami ucapkan selamat menempuh ujian “Penialian Akhir Sekolah,” semoga Allah SWT memudahkan dan menaikkan derajat kalian menjadi pelajar muslim sejati harapan negeri.