SMAHA (SMA Islam Hidayatullah) menggelar festival pengolahan pisang yang dinamai Banana Fest. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, 17 November 2023 di lapangan basket dan diikuti oleh seluruh peserta kelas X. Tujuan kegiatan ini yaitu sebagai sarana siswa belajar bekerjasama dalam kelompok dan menuangkan kreativitas mereka dalam menyulap bahan baku pisang menjadi olahan yang menarik.
Banana Fest merupakan kegiatan puncak P5 tema kewirausahaan. Setelah dua minggu siswa bergulat dengan pisang, belajar berwirausaha, jualan online, dan berjualan di CFD (Car Free Day), di hari ini siswa diminta untuk unjuk gigi dalam mengolah pisang.
Kegiatan diawali dengan sambutan oleh ketua projek, yaitu Bapak Muwahidin, S.Pd. “Terima kasih kepada seluruh pihak baik guru maupun siswa yang telah mensukseskan kegiatan P5 dari awal hingga puncak acara pada hari ini. Semoga kegiatan ini dapat menjadi wadah siswa untuk mengasah kreativitas dalam mengolah pisang dan meningkatkan timework yang baik”, tutur Pak Wahid.
Banana Fest ini dirancang layaknya ajang pencarian bakat memasak Master Chef. Di awal, perwakilan tiap kelompok mengambil bahan dasar yang telah disiapkan oleh sekolah yaitu pisang kepok dan minyak goreng. Selanjutnya, mereka diberi waktu memasak selama 120 menit untuk mengolah bahan dasar tersebut menjadi sajian yang lezat dan menarik. Namun, selama proses memasak banyak terjadi hal-hal di luar rencana, misalnya adonan yang terlalu kental, adonan yang menempel di wajan, sampai ada yang terciprat minyak.
Setelah 120 menit berlalu, akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba yaitu penjurian. Bapak Dwi Saputro, S.Pd., Ibu Robijatun A.Md., dan Ustadzah Miskiyatul F, A.Ma., selaku dewan juri mencoba masakan dan mendengarkan presentasi dari 24 kelompok peserta. “Alhamdulillah semua peserta sangat kreatif dalam mengolah pisang. Ada yang membuat hidangan tradisional hingga hidangan mancanegara dari pisang kepok. Untuk juara, masih dirahasiakan. Hasil penjurian akan diumumkan saat upacara bendera”, tutur Ibu Robi.
“Kegiatan ini merupakan pengalaman pertama kami memasak, jadi kami belum ada keahlian dalam memadukan adonan. Meski tidak langsung berhasil di adonan pertama, tapi alhamdulillah kami berhasil di adonan kedua. Kegiatan ini memberikan pengalaman yang berharga bagi kita”, tutur Anisa Aska (X3) dan kelompoknya.