Kecanduan narkoba dapat menyerang siapa saja, bahkan yang termuda di antara kita. Sama seperti generasi Milenial, anggota Gen Z (Generasi Z) atau yang juga disebut zoomer memiliki risiko lebih tinggi terkena penyalahgunaan narkoba dibandingkan kelompok usia sebelumnya. Mirisnya, berdasarkan survei yang dilakukan oleh BNN (Badan Narkotika Nasional) Provinsi Jawa Tengah, Semarang menduduki peringkat pertama kota di Jawa Tengah dengan pemakai narkoba di usia 15-65 tahun, dan yang paling banyak di rentang usia Gen Z (usia SMP-SMA).
SMAHA (SMA Islam Hidayatullah) memiliki komitmen untuk mendampingi siswa untuk tumbuh dan berkembang dalam menggapai cita-cita. Banyak sekali upaya yang dilakukan sekolah dalam mewujudkan hal tersebut.
Setelah beberapa bulan lalu sekolah menghadirkan BNN untuk memberikan penyuluhan ke kelas X, hari ini, Kamis (16/11/2023), SMAHA menggandeng kembali BNNP Jawa Tengah untuk memberikan penyuluhan tentang bahaya narkoba. Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas XI dan XII dengan mengangkat tema “Bahaya Narkoba bagi Gen Z”.
“Semoga melalui kegiatan ini, SMAHA GenZes bisa mendapatkan pemahaman yang benar tentang narkoba, sehingga bisa membentengi diri dari dan dapat mengatakan Say no to drugs”, tutur Lutfiyatin Inayah, S.Pd.I., mewakili kepala SMAHA saat menyampaikan sambutannya.
Jamaluddin Ma’ruf, S.Farm, Apt (BNNP Jateng) mengawali kegiatan dengan memutar video tentang cara kerja narkoba dalam merusak otak manusia. “Narkoba dapat merusak 3 bagian otak, sedangkan pronografi akan merusak 5 bagian. Para oknum tidak bertanggung jawab sengaja merusak generasi muda melalui kedua zat tersebut. Target mereka yaitu generasi muda, agar para pemuda tidak dapat menggapai masa depan, sehingga oknum jahat tersebut dapat menguasai sumber daya Indonesia”, tambah Jamaludin.
Jamaludin menjelaskan cara kerja penyebaran narkoba di Gen Z. Mula-mula, sekelompok orang akan memberikan obat kepada Gen Z yang sedang mengalami kesulitan (pusing, mengantuk, patah semangat, dll). Kemudian, Gen Z tersebut merasa nyaman dan menginginkan kembali obat tersebut. Padahal, obat tersebut adalah narkoba yang membuat kecanduan.
Jamaludin juga memutarkan video percobaan tikus putih normal dan tikus yang diberi narkoba. Dalam video tersebut, terlihat tikus yang diberi narkoba memperlihatkan sikap yang aneh, bahkan bertengkar dengan sesama. Selanjutnya, Jamaludin menjelaskan tentang jenis dan dampak penyalahgunaan narkoba.
Siswa SMAHA sangat senang mengikuti kegiatan ini. Salah satunya yaitu M. farhan A (XII MIPA 1). “Seminar penyuluhan tentang bahaya narkoba ini sangat bermanfaat, khususnya untuk kami para remaja yang sedang merintis masa depan. Bapak Jamaludin menjelaskan banyak hal mengenai narkoba, seperti contoh, efek, dan cara untuk menghindari narkoba”, tambah Farhan. SMAHA “Say no to drugs, say yes to healthy life”.